Kamis, 27 Juni 2013

Suratimin, Putra Gunungkidul Penerima Anugerah KALPATARU 2013

www.gdhe.web.id Suratimin (47) warga Desa Kawasan Konservasi Semoyo Patuk Gunungkidul DI Yogyakarta Senin (10/06) menerima Anugerah Kalpataru 2013 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Penganugerahan penghargaan ini dilaksanakan dalam peringatan puncak acara hari lingkungan hidup sedunia yang diselenggarakan di Istana Negara Jakarta.
Penghargaan Kalpataru kali ini terdiri dari empat kategori. Perintis Lingkungan diberikan kepada lima individu, yaitu Suratimin asal Desa Kawasan Konservasi Semoyo (DKKS), Yogyakarta, Nazirudin dari Nagari Malintang, Sumatera Barat, H Chareudin dari Lebak Bulus, Jakarta, Syahdan asal Kampung Sentosa Barat, Sumatera Utara dan Herman Malolende dari Dusun II Desa Walia Ate, Nusa Tenggara Timur.
Pengabdi Lingkungan diberikan kepada Darpius Indra asal Desa Kenagarian Cerocok Anau Ampang Pulai, Sumatera Barat, Koderi dari Desa Kebonsari, Jawa Timur dan Sofia Seven dari Desa Rejosari, Riau. Penyelamat Lingkungan diberikan kepada Kelompok Penyelamat Penyu `Mabes Desobis` dari Kampung Aisau Papau, Kelompok Tani Usaha Bina Usaha Maju II dari Dusun Bendrong, Jawa Timur, PT Krakatau Tirta Industri dari Desa Kebonsari, Banten, LSM ECOTON dari Desa Bambe, Jawa Timur dan Kelompok Tim Relokasi Kawasan Permukiman Atas Air dari Marga Sari Kalimantan Timur.
Pembina Lingkungan diberikan kepada H Amran Nur dari Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, Vincensius Nurak dari Desa Kefa Selatan, Nusa Tenggara Timur dan Efi Saefudin dari Desa Menes, Banten.
Di depan wartawan Suratimin menyampaikan rasa syukurnya setelah menerima Thropy Kalpataru dan berjabat tangan dengan Presiden RI. “ Ini capaian sekaligus dorongan bagi saya, keluarga, dan komunitas DKKS untuk terus berjuang melestarikan harmoni alam “ ujarnya dengan mata berkaca-kaca. Suratimin hadir di Istana Negara didampingi Sutarmi, sang istri yang setia menemani perjuangannya merintis DKKS dan Radio Radekka FM ini.

3 Bidang Capaian

Suratimin memperoleh Anugerah Kalpataru kategori Perintis Lingkungan karena 3 bidang capaian yakni Pengelolaan Hutan Lestari, Pengelolaan Media Komunitas Radekka FM Radio Desa Kawasan Konservasi, dan Desa Inventarisasi Karbon. Pengelolaan Hutan Lestari dilakukan dengan membagi DKKS dengan luas 570 Ha menjadi 3 zona : Zona Inti, Zona Serapan, dan Zona Penyangga. Zonasi ini yang kemudian dikelola sesuai dengan kebutuhan konservasinya. Hutan Rakyat DKKS memperoleh Sertifikasi Pengelolaan Hutan Rakyat Lestari Berbasis Komunitas oleh Lembaga Ekolebel Indonesia (LEI) Tahun 2012.
suratimin-kalpataru-2
Pengelolaan Media Komunitas Radekka FM menjadi pembeda Suratimin dengan Penerima Kalpataru lainnya . Radekka FM mulai mengudara 7 Maret 2008 dan siar mulai pukul 06.00 – 22.00 WIB. Dalam setiap siarannya Radekka FM mengkampanyekan isu Hutan Lestari disamping isu pemberdayaan masyarakat. Rekam Jejak Radekka FM yang spesifik ini pernah dipresentasikan di Pertemuan Jejaring Radio Komunitas Internasional  di Bangkok Thailand pada tahun 2011.
Desa Inventarisasi Karbon yang pertama di Indonesia juga disematkan di pundak DKKS oleh Dewan Kehutanan Nasional (DKN). 100 plot sample penghitungan karbon yang tersebar di 5 dusun dimonitor tiap tahun semenjak 2010. DKKS miliki kandungan karbon yang meningkat 4 ton/Ha/tahun yang berarti pengelolaan hutan lestari DKKS kian tahun kian meningkat produktivitasnya.
Suratimin menyampaikan bahwa 3 capaian ini menorehkan sejarah baru dalam pengelolaan desa di Indonesia. “ Bisa dibayangkan kalo 70 ribu desa di Indonesia lakukan hal yang sama seperti DKKS akan seperti apa Indonesia ini” tutur Bapak 2 putra yang juga menggeluti unit produktif furniture kayu tersertifikasi ini menutup pembicaraan. (HW / GdHE)

Tidak ada komentar: