Sabtu, 06 Agustus 2011

Anak Petani Belajar Pertanian di Sekolah Anak Petani (SAP)


courtesy Harian Jogja 3 Agustus 2011

Sejumlah anak petani di Desa Semoyo, Kecamatan Patuk tampak antusias mengikuti pembelajaran di salah satu rumah sederhana milik Sutarmi, warga Semojo. Hanya menggunakan papan berupa kertas buram dengan peralatan seadanya, anak petani diberi bekal tentang lingkungan. Proses pembelajarannya pun tak serumit sekolah formal, tetapi disesuaikan dengan kebutuhan, keinginan dan kemampuan siswa. Proses belajar seperti itu berlangsung di Sekolah Anak Petani (SAP).

Ramadan tak membuat murid SAP berhenti memperoleh ilmu tentang lingkungan. Meski demikian, jumlah anak yang belajat memang agak berkurang. “Biasanya sampai 20-an anak yang belajar, tetapi ini kebetulan Ramadan sehingga jumlahnya agak berkurang,” ujar Sutarmi saat mendampingi siswa SAP, Selasa (2/8).

SAP yang ia bentuk sejak sekitar lima tahun silam, perlahan memberi kesadaran kepada anak usia SD hingga SMA memahami pentingnya melestarikan lingkungan. Sutarmi pun tidak membebani siswanya dengan biaya pendidikan. Dia mengaku kedatangan anak-anak desa ke rumahnya sudah membuatnya bangga.

“Biasanya yang mengajar bergantian, kadang ada guru PAUD atau TK, atau teman dari LSM yang secara ikhlas bersedia memberikan ilmu kepada anak-anak, mumpung mereka bersedia dan mau belajar tentang lingkungan,” imbuhnya.

Tiap hari SAP berlangsung dua jam dari pukul 14.00 WIB-16.00 WIB atau setelah siswa pulang dari sekolah formal. “Tempat ini bisa sebagai lokasi bermain juga, tetapi sambil belajar,” ungkapnya.

DI SAP, siswa diberi pemahaman tentang perawatan lingkungan di wilayah konservasi. Siswa juga diberi pemahaman tentang Pertanian. “Kami ingin anak-anak bersedia mengenal pertanian, atau syukur-syukur bertani. Saat ini banyak remaja yang sudah enggan bertani padahal anak petani,” terang Sutarmi.

Salah satu siswa SAP, Yesi, murid kelas III SD Negeri Semoyo mengaku senang belajar di SAP. Selain bisa membantu saat mengerjakan PR, komunitas SAP juga memberikan kegembiraan karena dia bisa bermain dengan banyak teman.(Wartawan Harian Jogja Express/Sunartono)

Tidak ada komentar: